Tentu kita sebagai penggemar burung kenari kerap dihadapkan dengan pertanyaan atau asumsi "bagaimana lagu kenari yang baik dan mewah itu". Bagi beberapa kalangan pelomba dan pemaster tentu saja dengan mudah mampu menjawabnya namun bagaimana dengan orang yang tidak pernah sekalipun hadir dan melihat suatu kontes lomba burung kenari?
Mendengarkan lagu kenari apakah sama dengan mendengarkan musik? bisa iya bisa juga tidak, saya sendiri juga termasuk orang awam dalam masalah lagu kenari sehingga bagi saya mendengarkan lagu kenari tak ubahnya seperti mendengarkan lagu dimana mampu menghibur hati si pemiliknya. Selama ini sepemahaman saya adalah terdapat 3 orientasi dalam menikmati lagu kenari yaitu:
Klangenan : adalah bersifat subjektif tanpa terkait masalah standarisasi lagu pada event lomba, murni karena rasa suka serta mencintai sebuah burung kenari menurut pribadi masing-masing. Dalam konteks ini orang lain tidak dapat/tidak layak mendebat selera orang lain seputar lagu burung kenari yang menjadi idola masing-masing penghobi.
Lomba : adalah menilai kemudian berusaha menikmati lagu kenari menurut standar tertentu guna memperebutkan yang terbaik. Hingga sekarang ini fakta ini lah yang paling banyak dikejar oleh penghobi dimana mencari lagu burung kenari yang mampu untuk dilombakan dimana memenuhi variasi-variasi tertentu dengan tingkat volume lagu serta panjang lagu tertentu. Karena belum ada standarisasi secara nasional maka penilaian lagu masih mengacu kepada EO masing-masing.
Klangenan yang dilombakan : dalam taraf ini perlombaan lagu suatu burung kenari biasanya dipengaruhi oleh unsur budaya dan idealisme mayoritas tertentu sehingga kalangan penghobi dan pelomba murni dapat posisi yang sejajar dan saling berbagi. Menurut pendapat saya strain kenari yang mampu mewakili hal ini adalah waterslager, timbrado dan roller karena dalam budaya Barat kenari jenis ini diperlakukan layaknya pemutar musik yang mampu bersuara di mana saja dan kapan saja dengan pengkondisian tertentu (juga ada standarisasi lagu secara mayor).
ilustrasi
Sejenak kita meninggalkan urusan kriteria lomba, maka kembali ke topik.....bagaimana kita menilai bagus dan tidaknya lagu sebuah burung kenari dengan refrensi yang sangat minim? Jika saya boleh berbagi maka saya meninggalkan istilah baik dan buruk diganti dengan istilah enak, kurang enak dan tidak enak untuk di dengarkan. Hal ini sangat tergantung dengan selera masing-masing individu dimana kita tahu musik dangdut memiliki variasi note serta irama yang lengkap namun beberapa orang tidak suka dengan aliran musik ini. Begitu pula saat orang mendengarkan musik jazz dan klasik, sangat skillfull dan teknikal namun justru bagi beberapa orang kurang menghibur dan bikin pusing atau barangkali lebih memilih musik pop yang lebih familiar. Jadi antara telinga-otak-hati terjadi sinkronasi alami dimana kita sebagai kaum awam mampu menilai enak dan tidaknya sebuah lagu kenari untuk di dengarkan. Perlu diingat bahwa ini juga terkait dengan bagaimana cara kita menikmati burung tersebut.
Selamat menikmati!!